Sebanyak 34 orang yang terdiri dari unsur Forum Komunikasi Umat
Beragama (FKUB), Kesbangpol, Kemenag dan Bagian Hukum Pemerintah
Kabupaten Ciamis berkunjung ke Kota Salatiga, Rabu 26/6/2019. Maksud
kunjungan tersebut untuk melihat konsep yang sudah dilakukan oleh
Pemerintah Kota Salatiga bersama FKUB dan masyarakat dalam rangka
meningkatkan serta menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi anggota
FKUB Kabupaten Ciamis serta instansi terkait.
Walikota Salatiga, Yuliyanto SE,MM saat menyambut kunjungan rombongan
di Rumah Dinas Walikota, Jl Diponegoro 1 Salatiga, menyampaikan ucapan
terima kasihnya kepada rombongan.
“Terimakasih atas kehadirannya, kemarin saya sempat berkomunikasi
dengan Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Ciamis, monggo silahkan rawuh
ke Salatiga, tapi mohon untuk bisa menginap di Salatiga. Alhamdulillah,
Bapak dan Ibu sekalian sudah berkenan singgah dan menginap di Salatiga,
harapannya agar ada simbiosis mutualisme. Di satu sisi kota saya menjadi
lebih rame dan di sisi lain hotelnya laku, rombongan bisa belanja
oleh-oleh sehingga otomatis semua membantu warga saya,” terang
Yuliyanto.
Kepada rombongan tersebut, Yuliyanto memaparkan bahwa Kota Salatiga
selama tiga tahun berturut-turut telah mendapat predikat sebagai Kota
Tertoleran kedua di Indonesia. Sedangkan di Pulau Jawa, Salatiga adalah
satu-satunya daerah yang mendapat predikat Kota Toleran, karena belum
ada kota maupun kabupaten lain yang mendapat predikat tersebut. Prestasi
ini tentu tidak lepas dari peran seluruh masyarakat, utamanya dengan
FKUB yang mengampu jamaahnya secara internal maupun eksternal dengan
sangat baik .
“Saya dengan Ketua FKUB ini bisa ketemu tiga sampai empat kali dalam
satu minggu. Pertemuan jajaran pemerintah dengan FKUB juga sangat rutin
dalam momen apapun, bahkan dalam minggu ini sudah lima kali. Ini sebagai
bentuk sering turunnya Tokoh-tokoh Agama, untuk menyapa masyarakat dan
bersinergi dengan Pemerintah Kota Salatiga termasuk dengan jajaran
Forkopimda. Tidak cuma dalam kegiatan keagamaan, tapi juga dalam
kegiatan sosial, kegiatan lingkungan hidup seperti bersih-bersih kota
dan kegiatan yang berkaitan dengan budaya, FKUB selalu mengirim
anggotanya untuk ikut serta terlibat dan berpartisipasi,” terang
Yuliyanto
Walikota juga menjelaskan bahwa di Salatiga terdapat beberapa
perguruan tinggi yang memiliki kontribusi ekonomi dan pembangunan yang
luar biasa. Karena, hampir 30 ribu mahasiswa dari berbagai suku di
Indonesia tinggal di Kota Salatiga. Jika setiap mahasiswa membawa uang
saku 1 juta, maka perputaran ekonomi dari para mahasiswa itu sedikitnya
mencapai 30 milyar per bulan. Sehingga patut, jika sejak tahun 2010
hingga 2018 angka kemiskinan di Kota Salatiga sangat kecil, yakni hanya
4,8% dari jumlah penduduk sekitar 190 ribu jiwa. Selain itu, Indeks
Pembangunan Manusia di Kota Salatiga menduduki peringkat tertinggi kedua
di Jawa Tengah yang fokus dalam tiga sektor pembangunan yaitu
pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
“Gambarannya, jika masyarakat pinter dan sehat, maka masyarakat tidak
akan berpikir yang aneh-aneh,apalagi ekonominya bagus. Jika tiga sektor
ini terus dilakukan dalam prioritas pembangunan di Salatiga, maka 10
sampai 20 tahun ke depan generasi bangsa kita akan maju. Termasuk,
membangun manusia untuk sadar akan hidup bertoleransi dan berdampingan
di tengah-tengah perbedaan,” jelasnya.
Sementara, Kepala Kesbangpol Kabupaten Ciamis, Drs H Andang Firman, T.MT mewakili
Wakil Bupati Ciamis yang berhalangan hadir mengungkapkan bahwa, luas
wilayah Kabupaten Ciamis saat ini (sejak dikurangi Kota Banjar dan Kab.
Pangandaran yang berdiri sendiri) mencapai 1,4 ribu km persegi dengan
jumlah penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa. Adapun, komposisi pemeluk agama
adalah Islam (99,81%), Nasrani (0,12%), Katholik (0,03%), Hindu (0,01%),
Buda (0,01%), Konghucu (0,01%) dan aliran kepercayan (0,01%).
Sehubungan dengan hiterogenitas agama di Kabupaten Ciamis tersebut,
FKUB yang dibentuk sejak tahun 2017 berkomitmen akan selalu mewujudkan
masyarakat Ciamis yang harmonis dan religius dengan melibatkan seluruh
masyarakat di Ciamis. Untuk itu, Pemkab Ciamis menunjuk Kota Salatiga
sebagai kota dengan tingkat toleransi terbaik kedua di Indonesia sebagai
objek studi komparasinya.
“Kami, FKUB beserta instansi Kesbangpol, Kemenag dan Bagian Hukum Pemkab Ciamis ingin belajar dan ingin mengetahui formula dan design kerukunan umat beragama di Kota Salatiga sebagai bahan kontribusi dalam upaya membangun mental, menjunjung tinggi toleransi dan memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa di Kabupaten Ciamis. Mudah-mudahan dari studi komparasi ini, FKUB Kabupaten Ciamis akan mendapat pencerahan agar seluruh umat beragama senantiasa dapat menjalin toleransi, saling mengerti, saling menghormati,menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” tutur Andang.
sumber :http://salatiga.go.id/ciamis-belajar-toleransi-ke-salatiga/